Administrator 11/06/2025
*???? Menyadari Cahaya dalam Diri: Saat Tubuh Menjadi Lentera Jiwa*
Dr. AHA | Lead Yourself First
???? Cahaya yang Terpancar dari Tubuh: Fakta Ilmiah
Ilmu pengetahuan kini mengungkap sesuatu yang sejak dulu telah dirasakan oleh para sufi dan bijak bestari: tubuh manusia memancarkan cahaya. Bukan metafora, tapi realitas yang dapat diukur.
Peneliti dari Tohoku Institute of Technology, Jepang, menggunakan kamera ultra-sensitif dan menemukan bahwa tubuh manusia memancarkan biophoton, partikel cahaya dalam jumlah sangat kecil — sejuta kali lebih lemah dari cahaya yang bisa dilihat oleh mata manusia. Pancaran ini mengikuti irama biologis:
Terang maksimal sekitar pukul 4 sore.
Redup menjelang pagi.
Paling kuat di bagian wajah — seolah-olah wajah kita memang tempat cahaya itu berkumpul.
Biophoton muncul dari reaksi metabolisme sel, terutama oksidasi — saat tubuh menghasilkan energi, ia juga menghasilkan cahaya. Artinya, bahkan dalam diam, tubuh terus bersinar. Bahkan saat tidur, kita bercahaya dalam diam.
???? Rumi dan Cahaya Diri
Rumi menangkap ini jauh sebelum sains mengukurnya:
> “Don’t you know yet? It is your Light that lights the worlds.”
Bukankah kamu tahu? Itu adalah Cahaya-mu yang menerangi dunia.
Cahaya ini bukan dari kulit, melainkan dari kesadaran yang hidup. Bukan dari tubuh, tapi dari ruh yang tersambung. Saat kita hadir penuh, tanpa topeng, tanpa kebencian — kita tak hanya terlihat terang, tapi memancarkan terang bagi orang lain.
> “You were born with wings, why prefer to crawl through life?”
Kita lahir membawa cahaya, kenapa memilih untuk merangkak dalam gelap?
????? Renungan Kontemplatif: Menjadi Lentera Jiwa
Kita bukan hanya memancarkan cahaya dari reaksi biologis. Kita memancarkan cahaya kasih, cahaya niat, cahaya doa, dan cahaya kesadaran.
Saat hati bersih, pikiran jernih, dan nafas tersadar — tubuh menjadi lentera jiwa. Kita tak hanya hidup, tapi menghidupkan. Kita tak hanya terlihat, tapi menerangi.
???? Maka, setiap zikir, setiap hening, setiap napas yang disadari — adalah lilin kecil yang dinyalakan di dalam diri. Dan ketika cahaya dalam diri bersatu dengan Cahaya Ilahi…
> Kita tak butuh panggung untuk bersinar.
Kita hanya butuh hadir utuh.