Administrator 19/04/2025
Di dunia kerja, konflik seringkali muncul bukan dari niat buruk,
melainkan dari harapan yang tidak terpenuhi.
Kita berharap dihargai, dipahami, didukung.
Namun ketika kenyataan tak sesuai — kita kecewa, marah, bahkan terluka.
Yang sering kita lupakan adalah:
Otak kita memprediksi realita sebelum ia terjadi.
Dan saat kenyataan berbeda dari prediksi, kita mengalami yang disebut prediction error.
Pendapat Pakar: Konsep Bayesian Brain
Menurut Karl Friston, ahli neurosains dari University College London,
> "Otak manusia bekerja untuk meminimalkan surprise atau kejutan, dengan cara terus-menerus memperbarui prediksi berdasarkan masukan sensorik."
Otak bukan hanya pasif menerima kenyataan, tapi aktif memprediksi dan membandingkannya dengan apa yang benar-benar terjadi.
Contoh Sederhana:
Kita berharap rekan kerja setuju → ternyata ia mengkritik → muncul konflik.
Kita ingin dipuji setelah lembur → malah diabaikan → muncul rasa tak dihargai.
Ini bukan hanya soal peristiwa luar,
tapi tentang prediksi dalam otak yang tidak terpenuhi.
Konflik = Prediksi yang Terguncang
Otak kita — seperti yang dijelaskan dalam konsep Bayesian Brain —
bekerja dengan cara memprediksi apa yang akan terjadi,
berdasarkan pengalaman masa lalu.
> Jika dulu kita sering ditolak, otak akan memprediksi bahwa semua interaksi akan berakhir penolakan.
Inilah akar banyak konflik: bukan pada kenyataannya, tapi pada luka prediksi lama.
Lalu Bagaimana Proses Healing Bisa Terjadi?
Saat kita mengalami pengalaman baru —
yang aman, suportif, dan penuh kesadaran —
dan pengalaman itu berbeda dari prediksi lama kita,
otak mulai memperbarui “model”-nya.
Ini disebut Prediction Error Correction —
dan dari sinilah penyembuhan sejati bisa dimulai.
Alur: Otak Belajar dari Healing
1. Prediksi Lama (Prior Belief)
→ “Aku akan ditolak kalau berbicara.”
2. Pengalaman Baru (Healing)
→ “Ternyata aku didengarkan dan dihargai.”
3. Prediction Error
→ Otak tercengang: “Kok bisa tidak ditolak?”
4. Koreksi Model Lama
→ “Tidak semua orang seperti masa laluku.”
5. Prediksi Baru yang Lebih Sehat
→ “Aku bisa bicara, aku layak didengar.”
Hikmah Sufi: Rumi dan Al-Hikam
Rumi berkata:
> “Try not to resist the changes that come your way. Instead, let life live through you.”
Jangan lawan perubahan. Biarkan hidup menembusmu.
Maknanya: Healing sejati terjadi saat kita tidak lagi mempertahankan pandangan lama yang penuh luka, tapi mengizinkan kenyataan baru hadir dan mengubah kita.
Ibnu Atha'illah dalam Al-Hikam menulis:
> "?????? ??????? ?? ????? ???? ???? ?? ??????? ?? ???? ?????."
"Keinginanmu untuk meninggalkan sebab, padahal Allah menempatkanmu dalam sebab, adalah hawa nafsu terselubung."
Maknanya: Kadang kita ingin keluar dari konflik atau rasa sakit dengan cara instan. Tapi justru Allah menempatkan kita di situ untuk menyadari, menyembuhkan, dan memperbarui cara pandang kita.
Kesimpulan:
Konflik di kantor sering berakar dari luka lama yang belum disembuhkan.
Tapi kabar baiknya:
Otak bisa belajar. Jiwa bisa pulih.
Dan manusia bisa berubah — saat diberi ruang aman untuk mengalaminya.
> Healing adalah pembaruan cara kita memandang dunia.
Dan kantor — bisa jadi tempat paling indah untuk memulainya.